JAKARTA - Indonesia semakin serius menyiapkan fasilitas khusus bagi jemaah haji dan umrah di Tanah Suci.
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa lahan seluas 80 hektar di Mekkah telah dipilih untuk pembangunan Kampung Haji Indonesia. Proyek ini dirancang untuk memberi kenyamanan maksimal bagi jemaah asal Indonesia selama menunaikan ibadah haji dan umrah.
“Sudah, sudah kita tentukan. Sekarang sedang berproses saja. 80 hektar (luasnya),” ujar Rosan. Lahan yang cukup luas ini memungkinkan pembangunan fasilitas yang lengkap, mulai dari akomodasi hingga pusat layanan ibadah.
Pendanaan awal proyek Kampung Haji sepenuhnya akan ditanggung oleh Danantara. Meski begitu, untuk tahap pembangunan berikutnya, Danantara akan bekerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
“Kalau pendanaan enggak ada masalah, ada Danantara kan. Full Danantara. Nanti kerja sama dengan BPKH juga,” tambah Rosan. Langkah kolaboratif ini diharapkan mempercepat realisasi proyek sekaligus memastikan keberlanjutan operasional Kampung Haji.
Rosan menjelaskan, proses saat ini difokuskan pada pengadaan lahan sebelum masuk ke tahap pembangunan. Tantangan utama adalah aturan kepemilikan lahan oleh pihak asing di Arab Saudi, yang masih relatif baru dan memerlukan penyesuaian regulasi. “Kita mungkin bicara dapat tanahnya dulu kali ya. Karena perjalanan itu kan pasti butuh waktu. Dan memang dari mereka juga menyampaikan, ini kan hal yang baru, di mana asing boleh memiliki. Jadi kita step by step dulu deh, dapat lahannya dulu,” katanya.
Sejauh ini, kisaran biaya pembangunan Kampung Haji belum dapat diumumkan karena masih dalam tahap perhitungan. Meski demikian, Rosan menekankan bahwa prioritas utama adalah memastikan proses perolehan lahan berjalan lancar. Setelah tanah diperoleh, langkah berikutnya akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang memadai bagi para jemaah.
Proyek Kampung Haji ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pelayanan lengkap bagi jemaah Indonesia. Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf, sebelumnya menyampaikan bahwa fasilitas ini akan digunakan secara optimal oleh Kementerian Haji, termasuk untuk memberikan pelayanan ibadah, kesehatan, dan akomodasi yang lebih nyaman.
Rencana pembangunan Kampung Haji ini menjadi langkah strategis bagi Indonesia dalam memberikan pelayanan haji dan umrah yang lebih profesional. Dengan lahan seluas 80 hektar, Kampung Haji akan mampu menampung ribuan jemaah sekaligus, serta menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti pusat kesehatan, ruang ibadah, dan area publik yang memadai.
Selain itu, proyek ini juga membuka peluang kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Dengan keterlibatan Danantara dan BPKH, pengelolaan Kampung Haji diharapkan berjalan efisien, transparan, dan berkelanjutan. Pendekatan ini juga mencerminkan upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji, sekaligus menjaga kesejahteraan jemaah selama di Mekkah.
Rosan menambahkan, pembangunan Kampung Haji menjadi bagian dari visi lebih luas untuk menyiapkan fasilitas ibadah yang representatif bagi seluruh jemaah Indonesia. “Kan banyak yang harus dibangun,” ujarnya. Dengan demikian, Kampung Haji diharapkan bisa menjadi model pelayanan haji modern, yang tidak hanya memfasilitasi kebutuhan dasar jemaah, tetapi juga memberikan pengalaman ibadah yang lebih nyaman dan aman.
Proyek ini juga sejalan dengan upaya diplomasi Indonesia di Arab Saudi, dengan menunjukkan komitmen negara dalam melayani warganya yang menunaikan ibadah haji dan umrah. Kepemilikan lahan oleh pihak Indonesia di Mekkah menjadi simbol nyata dari hubungan bilateral yang produktif dan kemitraan strategis antara kedua negara.
Dengan lahan yang luas dan fasilitas yang direncanakan lengkap, Kampung Haji Indonesia diharapkan menjadi pusat pelayanan utama bagi jemaah dari seluruh provinsi. Selain itu, proyek ini juga memungkinkan pengelolaan jemaah yang lebih terstruktur dan aman, sehingga pengalaman ibadah menjadi lebih optimal.
Sebagai langkah awal, Danantara fokus pada proses pembelian dan legalisasi lahan. Tahap pembangunan fisik akan mengikuti setelah semua izin dan regulasi dipenuhi. Strategi bertahap ini penting mengingat kompleksitas aturan kepemilikan lahan oleh pihak asing di Arab Saudi yang masih baru diterapkan.
Dengan persiapan matang dan dukungan penuh dari BPKH, Kampung Haji Indonesia di Mekkah diproyeksikan menjadi fasilitas unggulan yang mengintegrasikan pelayanan ibadah, akomodasi, dan kesehatan jemaah. Kehadiran Kampung Haji juga dipandang sebagai bentuk inovasi Indonesia dalam menghadirkan layanan haji modern dan berstandar internasional.