JAKARTA - Industri asuransi jiwa di Indonesia kembali mencatatkan pencapaian menarik pada pertengahan 2025.
PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia berhasil menorehkan prestasi dengan total aset mencapai Rp62,73 triliun per Juni 2025, menjadikannya perusahaan dengan nilai aset terbesar di sektor asuransi jiwa. Pencapaian tersebut menegaskan kemampuan Manulife dalam mengelola bisnis secara sehat, inovatif, dan berorientasi jangka panjang.
Director & Chief of Finance Manulife Indonesia Meylindawati menuturkan, keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan perusahaan yang menekankan diversifikasi portofolio investasi. Strategi tersebut terbukti efektif dalam menjaga pertumbuhan aset secara konsisten di tengah tantangan ekonomi.
“Diversifikasi investasi membantu mengurangi risiko terkonsentrasi dan menjaga pertumbuhan yang stabil,” jelasnya. Pendekatan yang terukur ini memberi ruang bagi perusahaan untuk tetap fleksibel menghadapi berbagai kondisi pasar.
Portofolio Investasi yang Terjaga Baik
Berdasarkan laporan keuangan unaudited, komposisi portofolio Manulife mencakup berbagai instrumen keuangan, mulai dari Surat Berharga Negara (SBN), saham, reksadana, hingga instrumen lain yang mendukung stabilitas jangka panjang.
Dari total aset yang tercatat, SBN menempati porsi terbesar dengan nilai sekitar Rp28,49 triliun. Penempatan dana pada SBN dianggap strategis karena memberikan tingkat keamanan yang tinggi sekaligus mendukung perekonomian nasional.
Meylindawati menegaskan bahwa pilihan investasi yang terdiversifikasi menjadi kunci dalam menghadapi fluktuasi pasar modal. Dengan pendekatan ini, Manulife mampu meminimalkan dampak risiko dan memastikan pertumbuhan yang berkesinambungan.
“Kami terus melakukan evaluasi agar komposisi investasi tetap seimbang antara potensi imbal hasil dan pengelolaan risiko,” tambahnya.
Fokus pada Inovasi dan Layanan Nasabah
Selain pengelolaan aset, Manulife Indonesia juga menaruh perhatian besar pada inovasi produk dan peningkatan layanan kepada nasabah.
Perusahaan secara aktif meluncurkan berbagai solusi finansial baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sekaligus memperluas jaringan kantor pemasaran di berbagai kota di Indonesia.
“Tujuan kami adalah memberikan akses yang lebih mudah dan layanan yang semakin relevan dengan kebutuhan nasabah,” ungkap Meylindawati.
Transformasi digital menjadi salah satu langkah penting yang dijalankan. Manulife menghadirkan Artificial Intelligence (AI) Assistant sebagai bagian dari upaya memaksimalkan pelayanan.
Teknologi ini memudahkan tenaga pemasar untuk memperoleh informasi produk, mengelola polis nasabah, hingga memberikan bantuan secara daring dengan lebih cepat dan efisien.
Digitalisasi ini juga memberi kenyamanan tambahan bagi nasabah yang menginginkan proses praktis tanpa harus datang ke kantor fisik.
Fondasi Keuangan yang Kokoh
Keberhasilan Manulife mencapai aset terbesar juga didukung oleh kesehatan keuangan perusahaan. Hingga Juni 2025, rasio Risk Based Capital (RBC) perusahaan tercatat di level 668%, jauh di atas ketentuan minimum yang diwajibkan oleh regulator.
Rasio ini menjadi indikator penting yang menunjukkan kekuatan modal dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.
“RBC yang kuat menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas aset dan kepercayaan nasabah,” kata Meylindawati.
Dengan RBC yang sangat sehat, Manulife memiliki ruang gerak luas untuk terus memperluas produk dan meningkatkan kualitas layanan tanpa mengorbankan keamanan keuangan.
Hal ini juga menjadi sinyal positif bagi nasabah bahwa perusahaan memiliki kapasitas untuk menjaga komitmen perlindungan dalam jangka panjang.
Peta Persaingan di Industri Asuransi Jiwa
Dominasi Manulife semakin terlihat ketika dibandingkan dengan pemain besar lainnya di industri. Data terbaru menunjukkan PT Indolife Pensiontama menempati posisi kedua dengan nilai aset Rp61,33 triliun per Juni 2025.
Di urutan ketiga ada PT Prudential Life Assurance dengan aset Rp57,48 triliun. Posisi keempat diisi oleh PT Axa Mandiri Financial Services dengan aset Rp42,17 triliun, disusul PT AIA Financial yang berada di posisi kelima dengan aset Rp40,91 triliun.
Di bawahnya, PT Asuransi Allianz Life Indonesia mencatat aset Rp35,93 triliun, PT Asuransi Jiwa IFG sebesar Rp33,90 triliun, PT BNI Life Insurance mencapai Rp26,88 triliun, dan PT Asuransi BRI Life sedikit di bawahnya dengan Rp26,87 triliun.
Sementara itu, posisi kesepuluh ditempati PT Asuransi Jiwa Sequis Life dengan nilai aset Rp21,34 triliun. Pencapaian Manulife yang berada di puncak daftar menunjukkan keunggulan strategi perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan aset secara berkesinambungan.
Strategi Menjaga Kepemimpinan Pasar
Melihat pencapaian yang telah diraih, Manulife Indonesia tidak berpuas diri. Perusahaan menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat posisi melalui pengembangan produk, ekspansi jaringan, dan pemanfaatan teknologi digital.
Inovasi menjadi kunci agar layanan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis.
Langkah diversifikasi investasi juga akan terus dilanjutkan untuk meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan pertumbuhan aset. Meylindawati menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan perlindungan kepentingan nasabah.
“Kami akan terus memastikan pengelolaan aset berjalan dengan prinsip kehati-hatian, demi menjaga kepercayaan nasabah,” tuturnya.
Komitmen Pertumbuhan Berkelanjutan
Pencapaian total aset Rp62,73 triliun tidak hanya menegaskan kekuatan finansial Manulife, tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan perusahaan.
Di tengah ketatnya persaingan industri asuransi, Manulife berhasil menunjukkan bahwa kombinasi antara manajemen risiko yang cermat, inovasi digital, dan pelayanan yang prima mampu menghasilkan pertumbuhan yang solid.
Dengan fondasi keuangan yang kuat dan strategi yang terarah, Manulife Indonesia siap melanjutkan perannya sebagai pemimpin pasar asuransi jiwa di Indonesia.
Ke depan, perusahaan optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan, memperluas jangkauan layanan, dan terus memberikan perlindungan terbaik bagi seluruh nasabahnya.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan manajemen yang baik akan selalu menghasilkan keberlanjutan dan kepercayaan jangka panjang.