JAKARTA - Banyak pasangan muda yang begitu menikah langsung ingin memiliki momongan.
Keinginan memiliki anak memang wajar, namun keberhasilan program hamil atau promil tidak hanya ditentukan oleh seberapa cepat pasangan berusaha.
Kesiapan mental, fisik, dan spiritual calon ibu maupun pasangan ternyata memiliki peran krusial. Tanpa persiapan menyeluruh, program hamil bisa memicu stres, komplikasi kesehatan, dan bahkan berisiko pada janin.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, MARS, MM, menekankan pentingnya kesiapan menyeluruh sebelum menjalani program hamil.
“Sekarang kita tidak bisa (bilang) ayo buru-buru hamil. Emang kita mau biayain kehamilannya, pernikahannya? Jadi, kesiapan mental itu perlu,” ujar Yeni.
Sebelum memulai promil, perempuan disarankan menyiapkan diri secara matang, tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga dari sisi emosional dan spiritual. Kehamilan adalah perjalanan panjang yang membutuhkan ketahanan mental tinggi dan kesadaran penuh akan risiko yang mungkin muncul.
Kesiapan Mental: Pentingnya Menghadapi Risiko Kehamilan
Salah satu hal utama yang harus dipersiapkan calon ibu adalah kesiapan mental. Kehamilan membawa berbagai risiko yang harus disadari sejak awal, mulai dari keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga komplikasi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, pre-eklampsia, dan anemia.
“Yang paling penting kita siap untuk hamil dengan segala risikonya,” kata Yeni.
Persiapan mental tidak hanya berarti siap menghadapi perubahan fisik, tetapi juga perubahan emosional. Tekanan psikologis selama kehamilan bisa memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Selain itu, risiko perdarahan saat persalinan juga menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Calon ibu perlu memahami bahwa kehamilan bukan hanya soal “makan dan istirahat”, tetapi juga menghadapi kondisi medis yang mungkin muncul, termasuk komplikasi yang memerlukan tindakan medis cepat.
Dengan kesiapan mental yang matang, calon ibu lebih mampu menghadapi gejala fisik, perubahan hormonal, dan tekanan emosional selama kehamilan. Hal ini juga membantu pasangan lebih tenang dalam menghadapi proses promil dan mendukung satu sama lain.
Kesiapan Fisik: Memastikan Tubuh Siap Menghadapi Kehamilan
Selain mental, kesiapan fisik menjadi faktor penting dalam keberhasilan promil. Pemeriksaan kesehatan sebelum program hamil membantu memastikan tubuh ibu dalam kondisi optimal.
Konsultasi ke dokter spesialis kandungan memungkinkan deteksi dini berbagai potensi risiko dan memberikan saran pencegahan sebelum masalah berkembang.
Yeni menjelaskan bahwa pemeriksaan tidak harus dilakukan setiap bulan. “Cukup satu hingga dua kali selama kehamilan bila kondisi ibu sehat dan fasilitas medis di daerahnya tersedia. Tujuannya untuk memastikan kondisi ibu dan janin benar-benar aman. Konsul itu penting. Pergilah ke dokter untuk memastikan kalau memang di daerahnya ada. Hanya untuk make sure,” ujarnya.
Pemeriksaan fisik sebelum promil bisa meliputi tes kesehatan umum, pemeriksaan hormon, evaluasi gizi, dan riwayat medis keluarga. Hal ini membantu calon ibu memiliki tubuh yang siap menghadapi kehamilan, mengurangi risiko komplikasi, dan mendukung perkembangan janin yang sehat.
Selain itu, menjaga pola makan, olahraga ringan, serta cukup tidur juga termasuk bagian dari kesiapan fisik. Tubuh yang sehat dapat meningkatkan peluang kehamilan dan meminimalkan risiko kelelahan, stres, atau komplikasi lainnya.
Konsultasi Dokter Spesialis: Langkah Kunci Keselamatan Ibu dan Janin
Masih banyak masyarakat yang menganggap konsultasi ke dokter spesialis kandungan hanya membuang waktu dan biaya. Padahal, menurut Yeni, langkah ini sangat penting untuk menjaga keselamatan ibu dan janin.
“Kalau misalnya berkomplikasi, ada saran untuk dirujuk ke dokter tentu tujuannya untuk menyelamatkan ibu,” katanya.
Banyak pasangan bertanya-tanya, mengapa harus pergi ke dokter dan mengeluarkan biaya lebih mahal. Padahal, langkah ini merupakan bagian dari upaya pencegahan risiko yang efektif.
Selain itu, konsultasi dokter juga memberikan edukasi mengenai nutrisi, olahraga, dan pola hidup sehat selama program hamil. Dokter bisa memberikan saran jika ada kondisi khusus, seperti penyakit kronis, masalah hormonal, atau kondisi medis lain yang dapat memengaruhi kehamilan.
Dengan konsultasi rutin, calon ibu dapat melakukan langkah preventif dan memantau perkembangan tubuh sebelum serta selama kehamilan. Hal ini tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan promil, tetapi juga memberikan rasa aman dan percaya diri bagi pasangan.
Promil yang Aman Dimulai dari Kesiapan Menyeluruh
Keberhasilan program hamil tidak hanya ditentukan oleh seberapa cepat pasangan mencoba, tetapi juga oleh kesiapan mental dan fisik calon ibu.
Memahami risiko kehamilan, menjalani pemeriksaan kesehatan, serta menjaga kesehatan mental dan spiritual menjadi kunci agar promil berjalan lancar dan aman.
Promil yang dijalani dengan kesiapan matang membantu calon ibu lebih tenang, mengurangi stres, dan meningkatkan kemungkinan kehamilan yang sehat.
Dengan pemahaman yang baik mengenai risiko dan langkah pencegahan, setiap pasangan bisa memulai perjalanan menjadi orang tua dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan.
Kesiapan mental dan fisik calon ibu menjadi pondasi penting agar perjalanan program hamil sukses, mulai dari perencanaan, proses promil, hingga persalinan berjalan dengan aman. Pasangan yang sadar akan hal ini dapat menghadapi kehamilan dengan lebih nyaman, aman, dan bahagia.