Asthara

Proyek Jembatan Asthara Skyfront City Targetkan Rampung Awal 2027

Proyek Jembatan Asthara Skyfront City Targetkan Rampung Awal 2027
Proyek Jembatan Asthara Skyfront City Targetkan Rampung Awal 2027

JAKARTA - Asthara Group kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan Asthara Skyfront City dengan langkah strategis membangun jembatan penghubung utama. 

Proyek ini bertujuan memperkuat konektivitas kawasan dan menjadi fondasi penting sebelum memasuki tahap pengembangan komersial yang lebih masif.

Jembatan baru ini direncanakan melintasi Sungai Cisadane dengan panjang total 1,5 kilometer, terdiri dari 1 kilometer jembatan layang dan 0,5 kilometer jalan permukaan.

Lokasi pembangunan dimulai dari Perimeter Utara, melintasi Jalan Suria Dharma, Sungai Cisadane, dan Pamling, sebelum masuk ke kawasan Asthara Skyfront City.

Untuk merealisasikan proyek ini, Asthara Group menggandeng PT Bumi Bandara Indah dan Bukaka–Rizki KSO. 

Nota kesepahaman antara Asthara Group dan Bukaka–Rizki KSO telah diteken pada 10 November 2025, menandai langkah kolaboratif dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

Investasi Besar, Milestone Penting

CEO Asthara Skyfront City, Supardi Ang, menjelaskan bahwa proyek jembatan ini menelan investasi sekitar Rp 280 miliar. Ia menekankan bahwa jembatan utama ini menjadi milestone penting dalam perjalanan pengembangan kawasan.

“Kolaborasi dengan Bukaka–Rizki KSO, yang memiliki pengalaman dan reputasi di bidang infrastruktur, diyakini akan melahirkan hasil karya terbaik, jembatan yang tidak hanya kuat dan fungsional, tetapi juga memiliki nilai estetika tinggi sebagai wajah Asthara Skyfront City,” ujar Supardi.

Pembangunan jembatan dirancang untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi kemacetan di kawasan sekitar bandara yang selama ini hanya memiliki dua jembatan penghubung, yakni Jembatan Wawan dan satu jembatan lain tiga kilometer ke utara. 

Jembatan Wawan sendiri kerap menjadi titik kemacetan karena hanya memiliki satu lajur bergantian.

Waktu Tempuh Dipangkas, Mobilitas Efisien

Supardi menambahkan, keberadaan jembatan baru akan memangkas waktu tempuh dari sisi Asthara ke wilayah lain di Kota Tangerang dari sebelumnya 30–60 menit menjadi hanya 5–10 menit. 

Desain jembatan layang memungkinkan aliran kendaraan lancar tanpa hambatan, terutama di sekitar kawasan industri Suria Dharma.

“Dengan hadirnya jembatan baru ini, mobilitas warga dan pekerja akan lebih efisien, sekaligus menjadi katalis pertumbuhan ekonomi baru di kawasan barat Tangerang,” jelas Supardi. Kawasan ini kini berkembang pesat sebagai pusat hunian, bisnis, dan industri.

Proyek Ikonik dengan Enam Jalur Kendaraan

Jembatan Utama Asthara Skyfront City akan memiliki enam jalur kendaraan dan diproyeksikan menjadi salah satu infrastruktur paling ikonik di kawasan Tangerang.

Target penyelesaian proyek adalah 18 bulan, dengan operasi diperkirakan mulai awal 2027, bertepatan dengan serah terima Top 1 kawasan Asthara pada Juni 2027.

Penjualan dan Perkembangan Klaster Hunian

Asthara Skyfront City merupakan kota mandiri seluas 1.100 hektare, berlokasi tepat di sebelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Proyek ini pertama kali diperkenalkan pada 19 Juni 2025, dengan klaster pertama bernama Alurea, bagian dari super klaster The Floristz seluas 22 hektare yang mencakup empat klaster hunian.

Klaster Alurea sendiri dibangun di atas lahan seluas 5 hektare, terdiri dari 420 unit rumah dengan harga mulai Rp 1 miliar hingga Rp 2,8 miliar. Penjualan hingga saat ini telah mencapai sekitar 400 unit, sesuai target tahun ini. Supardi memperkirakan, hingga akhir tahun akan ada tambahan 20–30 unit lagi.

Penjualan klaster Alurea untuk Top 1 dan Top 2 telah selesai, dan saat ini pengembang membuka Alurea Extension untuk tipe rumah besar. Harga unit mengalami kenaikan sekitar 5% karena tingginya permintaan.

Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Pendukung

Groundbreaking klaster Allurea dilakukan pada 26 September 2025. Selain hunian, Asthara Group juga berencana meluncurkan ruko komersial serta fasilitas tambahan seperti retail plot C dan D, restoran Nusantara, dan sport complex setelah Lebaran tahun depan.

Infrastruktur internal kawasan akan terus dibangun hingga pertengahan 2027, memastikan kenyamanan dan konektivitas maksimal bagi penghuni. 

Kawasan ini dirancang sebagai kota mandiri terpadu yang menggabungkan hunian modern, pusat bisnis, perbelanjaan, hotel, fasilitas gaya hidup, pendidikan, kesehatan, hingga sport center dan clubhouse.

Dampak Ekonomi dan Mobilitas

Pembangunan jembatan ini diharapkan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi baru di Tangerang bagian barat, seiring peningkatan mobilitas warga, pekerja, dan arus logistik. 

Infrastruktur yang modern dan efektif menjadi salah satu faktor kunci untuk menarik investor, bisnis, dan masyarakat yang ingin menetap di kawasan ini.

Supardi menegaskan, proyek jembatan bukan sekadar akses transportasi, tetapi juga simbol kemajuan dan visi jangka panjang Asthara Group dalam menghadirkan kota mandiri berkualitas.

Dengan investasi Rp 280 miliar, pembangunan Jembatan Utama Asthara Skyfront City menjadi tonggak penting bagi pengembangan kawasan. 

Kolaborasi dengan Bukaka Rizki KSO memastikan proyek berjalan sesuai standar kualitas tinggi. Selain meningkatkan mobilitas dan efisiensi waktu tempuh, jembatan ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan barat Tangerang.

Asthara Skyfront City terus berkembang, baik dari sisi hunian maupun fasilitas pendukung. Kombinasi infrastruktur modern, penjualan rumah yang meningkat, dan rencana pengembangan komersial menegaskan posisi proyek ini sebagai kota mandiri masa depan di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index