Jangan Skip Makan

Jangan Skip Makan, Ini Dampak Buruk untuk Tubuh Anda

Jangan Skip Makan, Ini Dampak Buruk untuk Tubuh Anda
Jangan Skip Makan, Ini Dampak Buruk untuk Tubuh Anda

JAKARTA - Banyak orang percaya bahwa melewatkan waktu makan bisa membantu menurunkan berat badan.

Padahal, menurut para ahli gizi, kebiasaan ini justru bisa berdampak buruk bagi tubuh, baik secara fisik maupun mental. Dalam jangka panjang, skip makan bukan hanya menurunkan energi, tapi juga bisa memicu gangguan kesehatan serius.

Ahli gizi Christy Harrison menegaskan, “Tidak ada manfaat nyata dari kebiasaan melewatkan makan. Sebaliknya, risikonya justru berbahaya bagi tubuh.”
Melansir Eating Well, berikut sejumlah dampak negatif yang perlu diwaspadai ketika terlalu sering skip makan.

1. Memicu Kecemasan dan Stres

Ketika tubuh terlalu lama tidak mendapatkan asupan makanan, kadar gula darah akan turun drastis. Kondisi ini memicu pelepasan hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres.

Peningkatan kadar kortisol bukan hanya membuat tubuh terasa tegang, tapi juga bisa memengaruhi suasana hati. Anda jadi lebih mudah cemas, gelisah, bahkan rentan terhadap depresi.

Studi menunjukkan bahwa melewatkan sarapan berhubungan dengan risiko lebih tinggi terhadap gangguan mood, terutama pada remaja. Jadi, kebiasaan skip makan tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga kesehatan mental.

2. Energi dan Konsentrasi Menurun

Otak bekerja dengan glukosa sebagai sumber energi utama. Saat melewatkan makan, suplai glukosa berkurang, membuat otak kesulitan berfungsi optimal.
Akibatnya, Anda menjadi cepat lelah, sulit fokus, dan mudah kehilangan semangat. Jika kebiasaan ini berlangsung terus, produktivitas bisa menurun dan kualitas pekerjaan terganggu.

Tak jarang, orang yang sering skip makan juga mengalami kondisi “hangry” — percampuran antara lapar dan marah — yang mengganggu interaksi sosial sehari-hari.

3. Sinyal Lapar dan Kenyang Terganggu

Tubuh memiliki dua hormon penting, leptin dan ghrelin, yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Namun, ketika Anda sering menahan lapar atau melewatkan waktu makan, mekanisme ini bisa rusak.
Akibatnya, tubuh kehilangan kemampuan mengenali rasa kenyang yang normal. Anda bisa makan berlebihan tanpa sadar, atau sebaliknya, kehilangan nafsu makan secara drastis.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengganggu pola makan sehat dan meningkatkan risiko gangguan metabolisme.

4. Dorongan Makan Berlebihan

Saat kadar gula darah rendah, tubuh secara alami mencari energi cepat dari makanan tinggi gula atau karbohidrat sederhana. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang sering melewatkan makan cenderung tergoda oleh makanan manis dan cepat saji.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memicu binge eating, yaitu makan berlebihan dalam satu waktu. Bukannya menurunkan berat badan, skip makan justru berpotensi membuat berat badan naik.

5. Risiko Berat Badan Naik dan Sindrom Metabolik

Banyak yang beranggapan bahwa skip makan bisa membantu menurunkan berat badan. Faktanya, sejumlah penelitian membuktikan sebaliknya.
Melewatkan sarapan atau makan malam justru dikaitkan dengan risiko obesitas lebih tinggi dan sindrom metabolik.
Kondisi ini meliputi tekanan darah tinggi, peningkatan kolesterol jahat, penumpukan lemak di perut, hingga resistensi insulin — yang semuanya bisa berujung pada diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

6. Kekurangan Nutrisi Penting

Setiap kali Anda melewatkan makan, tubuh kehilangan kesempatan memperoleh nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan serat. Jika kebiasaan ini terus berulang, risiko kekurangan gizi akan meningkat.
Lebih parah lagi, ketika akhirnya Anda makan, pilihan makanan cenderung tidak sehat, seperti camilan manis atau makanan cepat saji yang tinggi kalori tapi minim nutrisi.
Akibatnya, kesehatan tulang, metabolisme, dan daya tahan tubuh bisa terganggu dalam jangka panjang.

7. Gangguan pada Sistem Pencernaan

Pola makan yang tidak teratur bisa membuat sistem pencernaan bekerja tidak stabil. Anda mungkin mengalami mual, sakit perut, diare, atau sembelit.
Jika setelah skip makan Anda kemudian makan dalam jumlah besar, sistem pencernaan harus bekerja lebih keras, menyebabkan perut terasa begah dan tidak nyaman.
Dalam jangka panjang, siklus pencernaan yang tidak konsisten dapat memicu gangguan lambung dan menurunkan efisiensi penyerapan nutrisi.

8. Risiko Gangguan Makan

Kebiasaan melewatkan makan secara terus-menerus bisa mengubah cara seseorang memandang makanan. Menurut Harrison, orang yang sering skip makan lebih rentan mengalami gangguan makan serius, seperti anoreksia atau bulimia.

Pola ini tidak hanya berbahaya bagi tubuh, tetapi juga bisa menghancurkan kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Dalam kasus ekstrem, gangguan makan bahkan dapat berujung pada kondisi yang mengancam nyawa.

Melewatkan waktu makan bukanlah solusi ideal untuk menjaga berat badan atau memperbaiki pola hidup. Sebaliknya, kebiasaan ini bisa menimbulkan efek domino terhadap kesehatan mulai dari gangguan metabolisme hingga risiko penyakit kronis.

Untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, pastikan Anda makan secara teratur dengan porsi seimbang, mengonsumsi makanan bernutrisi, serta tidak menunda waktu makan terlalu lama.

Seperti disampaikan oleh Christy Harrison, “Menjaga pola makan seimbang jauh lebih efektif dan aman daripada sengaja melewatkan makan.”
Dengan kata lain, jangan biarkan kesibukan atau mitos diet instan merusak sistem tubuh Anda sendiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index