PLTP Kamojang Siapkan Ekspansi Besar Tambah Kapasitas 70 MW

Jumat, 19 September 2025 | 08:10:19 WIB
PLTP Kamojang Siapkan Ekspansi Besar Tambah Kapasitas 70 MW

JAKARTA - Upaya menjaga ketahanan energi bersih di Indonesia terus dilakukan dengan langkah-langkah strategis. Salah satunya melalui rencana ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berlokasi di Garut, Jawa Barat. 

Manajemen PLTP berkomitmen menambah kapasitas terpasang sekitar 70 megawatt (MW) dari sumber daya panas bumi yang masih tersedia di kawasan tersebut.

General Manager PLTP Kamojang, I Made Budi Kesuma, menyebutkan bahwa peluang penambahan kapasitas pembangkit sudah diidentifikasi. 

Menurutnya, terdapat potensi energi panas bumi lain di sekitar area operasional yang bisa dimanfaatkan untuk menopang pasokan listrik ramah lingkungan. “Kami ada rencana ekspansi ke arah lain, karena ada sumber daya lain yang kami rasa masih ada di sekitar sini, kurang lebih 70 MW,” ujarnya.

Meski begitu, Budi menegaskan pihaknya belum bisa langsung melaksanakan proyek tersebut. Saat ini fokus utama yang sedang dilakukan adalah penyelesaian tahapan perizinan. Targetnya, pada 2027 eksplorasi sumber daya baru sudah dapat dimulai sebagai langkah awal menuju penambahan kapasitas pembangkit.

Sejak beroperasi komersial pada 1983, PLTP Kamojang telah mengandalkan lima unit pembangkit utama. 

Total kapasitas terpasang dari seluruh unit mencapai 235 MW dan sejauh ini seluruh unit beroperasi dalam ikatan kontrak. Kondisi ini membuat manajemen harus menjaga keberlanjutan pasokan energi panas bumi yang dimanfaatkan.

“Karena 5 unit yang sekarang sudah terikat kontrak, kami harus menjamin bahwa reservoir-nya sustain,” kata Budi. Ia menekankan bahwa keberlanjutan sumber daya harus menjadi prioritas utama agar PLTP Kamojang tetap bisa beroperasi untuk jangka panjang.

Dengan kapasitas terpasang sebesar 235 MW, PLTP Kamojang diperkirakan masih dapat berjalan hingga puluhan tahun ke depan. Namun, menjaga reservoir agar tidak tereksploitasi berlebihan menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu, ekspansi dilakukan dengan pendekatan hati-hati.

“Kami tidak mau reservoir ini jadi over-exploit, oleh karena itu kami mencoba untuk mengembangkan ke arah lain, sehingga operasi di sini tetap sustain,” tambahnya. Langkah pengembangan ke sisi lain kawasan menjadi pilihan agar cadangan panas bumi bisa terus dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Selain fokus pada ekspansi, manajemen PLTP Kamojang juga menaruh perhatian pada potensi pengembangan energi baru, khususnya hidrogen. Pemanfaatan sumur-sumur panas bumi dengan tekanan rendah dinilai berpotensi untuk dijadikan sumber produksi hidrogen.

Budi menyebutkan pihaknya masih mengkaji aspek komersialisasi dari rencana tersebut. Sebelum merealisasikan di Kamojang, mereka akan mempelajari lebih dulu bagaimana pengembangan hidrogen dilakukan di Ulubelu. Langkah ini penting agar investasi yang dilakukan benar-benar terukur dan berkelanjutan.

“Pengembangan hidrogen akan kami pelajari dari Ulubelu terlebih dahulu, sebelum nantinya diimplementasikan di Kamojang,” ungkapnya. Dengan begitu, setiap kebijakan yang diambil tetap berbasis kajian teknis dan finansial yang matang.

Di sisi lain, Budi menyoroti pentingnya regulasi yang lebih jelas terkait pengembangan hidrogen di Indonesia. Tanpa kepastian hukum dan aturan main yang tegas, upaya komersialisasi hidrogen akan sulit terealisasi dalam waktu dekat.

“Selain faktor teknis dan ekonomi, kami juga menunggu regulasi yang lebih tegas terkait hidrogen. Jika sudah jelas, maka Kamojang tidak menutup kemungkinan akan ikut mengembangkan hidrogen,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan kebijakan pemerintah menjadi faktor kunci dalam inovasi energi baru.

PLTP Kamojang sendiri memiliki nilai historis penting bagi Indonesia. Pembangkit ini merupakan PLTP pertama yang dibangun di Tanah Air dan menjadi pionir pemanfaatan energi panas bumi secara komersial. Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang saat ini dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Sebagai pionir, PLTP Kamojang tidak hanya berperan sebagai penghasil listrik, tetapi juga pusat pembelajaran dan inovasi dalam pengembangan energi panas bumi. Pengalaman panjang yang dimiliki membuat pembangkit ini terus menjadi contoh penerapan teknologi ramah lingkungan.

Rencana ekspansi kapasitas 70 MW menjadi bukti bahwa pemanfaatan panas bumi masih memiliki prospek besar di Indonesia. Dengan cadangan yang melimpah, energi panas bumi dapat menjadi salah satu pilar utama transisi energi menuju bauran energi yang lebih hijau.

Keberhasilan ekspansi ini diharapkan bukan hanya menambah kapasitas listrik nasional, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui pembangunan infrastruktur, penyerapan tenaga kerja, hingga peluang bisnis baru. Dengan pendekatan berkelanjutan, PLTP Kamojang dapat terus menjaga peran pentingnya dalam mendukung ketahanan energi nasional.

Melalui kombinasi ekspansi kapasitas, pengembangan hidrogen, serta penerapan prinsip keberlanjutan, PLTP Kamojang siap menjadi model pengelolaan energi panas bumi modern. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Indonesia dalam menghadirkan energi ramah lingkungan yang berdaya saing di masa depan.

Terkini