JAKARTA - Pascabencana di Sumatera, pemulihan infrastruktur dasar menjadi fokus utama pemerintah untuk mempercepat rehabilitasi sosial dan ekonomi masyarakat terdampak.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan bahwa jembatan, jalan, dan akses konektivitas yang sempat putus akibat banjir bandang dan longsor harus segera diperbaiki.
Prioritas ini bukan sekadar pemulihan fisik, tetapi juga menjadi fondasi pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat terdampak bencana.
Fokus Pemulihan Infrastruktur Dasar
“Infrastruktur dasar, terutama jembatan dan jalan, kami identifikasi sejak awal dan terus kami cek progresnya di lapangan. Dengan demikian, jalur-jalur vital yang sempat tertutup dapat kembali terhubung, meskipun masih terbatas dan membutuhkan penguatan agar lebih permanen,” kata AHY.
Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya menangani tanggap darurat, tetapi juga memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang terencana. Jalan dan jembatan yang kembali berfungsi akan memastikan distribusi logistik, bantuan sosial, serta mobilitas masyarakat bisa kembali normal.
Sejumlah progres perbaikan telah terlihat. Jalan transportasi darat yang sempat terputus mulai terbuka, sementara beberapa jembatan yang rusak telah tersambung kembali.
AHY menekankan bahwa pengembalian fungsi jalur vital ini penting agar distribusi logistik dan kebutuhan harian masyarakat terdampak pascabencana berjalan lancar.
Sinergi Pemerintah dan Kementerian Terkait
Pemerintah bekerja secara terkoordinasi melalui kementerian teknis terkait dalam proses rehabilitasi. AHY menegaskan, “Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan tentu fokus pada upaya perbaikan infrastruktur dasar yang rusak, hancur, bahkan hilang akibat banjir bandang dan longsor.”
Sinergi ini mencakup pemantauan progres, identifikasi titik kritis, dan alokasi sumber daya untuk mempercepat pemulihan. Dengan pendekatan terintegrasi, proses rehabilitasi tidak hanya darurat, tetapi juga berkelanjutan.
Kondisi Pengungsian dan Dukungan Masyarakat
Selain infrastruktur, AHY menyoroti kondisi pengungsian yang membutuhkan perhatian serius. “Kenapa pengungsian harus mendapatkan atensi serius? Karena, tidak ada yang benar-benar bisa merasakan betapa sulitnya kehidupan mereka jika kita tidak pernah berada di situ. Oleh karena itu, bantuan dalam bentuk apa pun sangat berarti bagi mereka,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemulihan pascabencana menempatkan manusia sebagai pusat perhatian, bukan sekadar pembangunan fisik. Bantuan sosial dan logistik bagi pengungsi menjadi bagian dari strategi pemulihan yang menyeluruh.
Peran Infrastruktur dalam Pemulihan Sosial dan Ekonomi
AHY menekankan bahwa perbaikan jembatan dan jalan merupakan fondasi bagi pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat terdampak. Dengan jalur transportasi yang kembali normal, aktivitas perdagangan, distribusi bahan pokok, dan mobilitas tenaga kerja dapat berlangsung lebih lancar.
“Alhamdulillah, sudah ada sejumlah progres perbaikan infrastruktur. Beberapa jembatan yang sempat putus mulai terhubung kembali, jalan-jalan transportasi darat yang terputus mulai terbuka, dan sejumlah daerah yang sebelumnya terisolasi kini sudah kembali terakses,” jelasnya.
Pemulihan infrastruktur ini diharapkan memulihkan ekonomi lokal secara cepat. Dengan akses transportasi yang baik, pasar lokal bisa kembali beroperasi, kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi, dan sektor perdagangan dapat bergerak normal. Perbaikan fisik dan pemulihan ekonomi berjalan bersamaan untuk mempercepat kembalinya stabilitas sosial.
Ketahanan Infrastruktur dan Kesiapsiagaan Bencana
Sebagai negara kepulauan dengan risiko bencana tinggi, AHY menekankan pentingnya membangun infrastruktur tangguh dan berdaya tahan.
“Kita harus semakin siap sebagai bangsa yang memiliki daya tahan, resilient, sekaligus terus menghadirkan terobosan inovasi, termasuk dalam pembangunan infrastruktur yang kuat, berdaya tahan, dan semakin cerdas di masa depan,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan jalan dan jembatan yang mampu menahan curah hujan tinggi, banjir bandang, dan longsor. Pendekatan ini memastikan jalur vital tetap terhubung dalam kondisi ekstrem sekalipun, sehingga aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat tidak terganggu.
Pendekatan Rehabilitasi Terpadu
AHY menegaskan bahwa pemulihan pascabencana harus menyeluruh dan terpadu. “
Agenda kita sama, menyelamatkan manusia, mencegah terjadinya bencana berikutnya, serta melakukan recovery, rehabilitasi, dan rekonstruksi secepat mungkin. Bukan hanya membangun kembali, tetapi membangun lebih baik—rebuild better, stronger, more resilient, more adaptive terhadap potensi cuaca dan bencana di masa depan,” ujarnya.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa pemulihan tidak sekadar cepat, tetapi juga memperhatikan kualitas dan ketahanan jangka panjang. Infrastruktur dibangun lebih kuat, aman, dan adaptif terhadap risiko bencana di masa depan.
Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan
AHY mengajak seluruh pihak pemerintah pusat, daerah, kementerian teknis, lembaga, dan masyarakat—untuk bersinergi. Kolaborasi ini memastikan setiap sumber daya dimanfaatkan optimal, termasuk dana rehabilitasi, tenaga kerja, dan teknologi konstruksi.
Sinergi ini juga mencakup distribusi logistik, penanganan pengungsian, dan pemulihan sarana sosial ekonomi masyarakat. Dengan langkah terpadu, wilayah terdampak bencana di Sumatera dapat pulih lebih cepat dan berkelanjutan.
Infrastruktur Sebagai Fondasi Pembangunan Masa Depan
AHY menekankan bahwa pemulihan infrastruktur dasar menjadi fondasi pembangunan jangka panjang. Jalan, jembatan, dan konektivitas yang pulih memastikan pertumbuhan ekonomi, perdagangan lokal, dan mobilitas masyarakat tetap terjaga.
“Dengan infrastruktur yang pulih, ekonomi masyarakat terdampak akan bergerak kembali, distribusi logistik menjadi lancar, dan masyarakat dapat beraktivitas secara normal,” tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan fisik infrastruktur dan pemulihan sosial ekonomi berjalan bersamaan.
Pemulihan jembatan, jalan, dan konektivitas di Sumatera pascabencana menjadi prioritas utama pemerintah. Fokusnya bukan hanya pada konstruksi fisik, tetapi juga pemulihan sosial ekonomi masyarakat, kesiapsiagaan menghadapi bencana, dan pembangunan infrastruktur yang tangguh.
AHY menekankan perlunya sinergi semua pihak, perencanaan yang matang, serta penerapan konsep “build back better” agar masyarakat terdampak dapat segera pulih, distribusi logistik lancar, dan pembangunan pascabencana lebih kuat, tangguh, dan adaptif terhadap potensi bencana di masa depan.
Pemulihan infrastruktur dasar ini sekaligus menjadi pondasi ketahanan sosial ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan di Sumatera.