Keju Tinggi Lemak Ternyata Bermanfaat untuk Memori dan Otak Sehat

Jumat, 19 Desember 2025 | 14:45:32 WIB
Keju Tinggi Lemak Ternyata Bermanfaat untuk Memori dan Otak Sehat

JAKARTA - Bagi banyak pecinta kuliner, keju selalu menjadi pilihan favorit.

Bagi banyak pecinta kuliner, keju selalu menjadi pilihan favorit. Namun, siapa sangka bahwa konsumsi keju tinggi lemak tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membawa manfaat penting bagi kesehatan otak? Studi terbaru membuka wawasan baru mengenai hubungan antara produk susu tinggi lemak, khususnya keju, dan penurunan risiko demensia. Informasi ini menjadi kabar gembira bagi mereka yang ingin menjaga fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menyoroti korelasi antara konsumsi keju tinggi lemak dengan risiko demensia yang lebih rendah. Para peneliti menganalisis data dari ribuan peserta, memberikan dasar ilmiah yang kuat mengenai potensi nutrisi dalam menjaga kesehatan otak. Temuan ini menegaskan bahwa keju bukan sekadar camilan lezat, melainkan bagian dari diet yang bisa mendukung fungsi kognitif jangka panjang.

Emily Sonestedt, ilmuwan nutrisi dari Lund University, menekankan bahwa konsumsi keju dalam jumlah wajar sebagai bagian dari pola makan seimbang aman dan bahkan dapat mengurangi risiko demensia. Fakta ini menunjukkan bahwa tidak semua lemak dari produk susu harus dihindari, melainkan jenis dan kualitas lemak yang dikonsumsi menjadi kunci.

Menguak Hubungan Keju Tinggi Lemak dan Fungsi Otak

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang rutin mengonsumsi keju tinggi lemak atau krim dengan kandungan lemak tinggi memiliki risiko demensia yang lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi produk tersebut. Sebaliknya, produk susu rendah lemak tidak menunjukkan korelasi serupa, menegaskan pentingnya lemak tertentu dalam diet untuk kesehatan kognitif.

Dalam studi ini, “tinggi lemak” memiliki definisi khusus. Produk susu fermentasi dan susu harus memiliki minimal 2,5% kandungan lemak, keju minimal 20%, dan krim sekitar 30%. Definisi ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi jenis produk yang berpotensi memberikan efek perlindungan pada otak.

Emily Sonestedt menegaskan bahwa konsumsi keju tinggi lemak dalam jumlah moderat dapat menjadi bagian dari diet sehat. Penemuan ini menandai perspektif baru mengenai peran nutrisi dalam menjaga kesehatan otak dan mencegah penurunan kognitif.

Data Kuantitatif yang Mendukung

Penelitian ini menggunakan sampel yang cukup besar, lebih dari 27.000 peserta, sehingga temuan yang diperoleh memiliki validitas tinggi. Hasil menunjukkan bahwa peserta yang rutin mengonsumsi keju tinggi lemak memiliki risiko demensia 13% lebih rendah dibandingkan kelompok yang jarang mengonsumsi. Angka ini menunjukkan korelasi yang signifikan dan bukan kebetulan belaka.

Tidak hanya keju, konsumsi krim tinggi lemak juga berhubungan dengan risiko demensia yang lebih rendah, yaitu sekitar 16%. Temuan ini menunjukkan bahwa lemak tertentu dari produk susu memiliki peran penting dalam menjaga fungsi kognitif, terutama ketika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang.

Varietas Keju yang Dianjurkan

Jenis keju yang termasuk dalam kategori tinggi lemak cukup beragam. Penelitian ini mencakup keju lunak seperti camembert dan brie, keju keras seperti cheddar, serta keju semi-lunak seperti Gruyère dan gouda. Bahkan keju biru seperti stilton termasuk dalam kelompok yang berpotensi melindungi otak.

Konteks konsumsi keju juga penting. Studi ini berfokus pada populasi Swedia, di mana keju sering dikonsumsi sebagai hidangan tersendiri, berbeda dengan beberapa negara lain yang lebih banyak menggunakannya sebagai campuran dalam sandwich atau hidangan pasta. Perbedaan cara konsumsi ini bisa memengaruhi interpretasi hasil penelitian, namun kesimpulan utama tetap relevan: keju tinggi lemak dapat menjadi bagian dari diet sehat.

Kesimpulan Praktis

Penelitian ini membuka pandangan baru bahwa konsumsi keju tinggi lemak, jika dilakukan dengan porsi yang wajar, bisa memberikan manfaat nyata untuk kesehatan otak. Para peneliti menunjukkan bahwa lemak dalam keju dan krim tidak selalu merugikan; justru bisa membantu menurunkan risiko demensia.

Bagi mereka yang menyukai keju, informasi ini tentu menjadi kabar baik. Dengan memperhatikan porsi konsumsi dan menggabungkan keju ke dalam diet seimbang, seseorang tidak hanya mendapatkan kenikmatan rasa, tetapi juga perlindungan kognitif.

Sebagai panduan, menikmati keju favorit secara moderat—misalnya camembert, cheddar, gouda, atau brie—bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Temuan ini menekankan pentingnya memahami kualitas lemak dan konteks konsumsi makanan, bukan hanya menghindari semua lemak dari produk susu.

Dengan begitu, keju tinggi lemak bukan hanya lezat di lidah, tetapi juga dapat menjadi sekutu bagi otak Anda, menjaga memori dan fungsi kognitif agar tetap optimal seiring bertambahnya usia. Nikmati keju dengan bijak, dan jadikan bagian dari pola makan sehat yang menyenangkan sekaligus menyehatkan.

Terkini