JAKARTA - Upaya peningkatan kualitas layanan ibadah haji dan umrah bagi jemaah Indonesia memasuki fase baru. Pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dengan mengamankan aset properti di Mekkah, Arab Saudi, sebagai fondasi pembangunan Kampung Haji Indonesia.
Kebijakan ini dipandang sebagai terobosan penting untuk menjawab persoalan klasik jarak pemondokan dan kenyamanan jemaah yang selama ini menjadi tantangan utama dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Langkah tersebut disampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani setelah melaporkan langsung perkembangan proyek Kampung Haji kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pemerintah telah membeli sebuah hotel serta lahan seluas lima hektare yang lokasinya dinilai sangat strategis karena hanya berjarak sekitar dua setengah kilometer dari Masjidilharam. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam transformasi layanan haji Indonesia.
Aset Strategis di Jantung Kota Mekkah
Rosan menjelaskan bahwa pembelian properti tersebut dilakukan melalui skema Conditional Sales and Purchase Agreement. Skema ini digunakan karena proses kepemilikan secara penuh baru dapat dilakukan pada awal tahun mendatang sesuai ketentuan setempat. Meski demikian, langkah ini sudah memastikan posisi Indonesia dalam penguasaan aset strategis untuk kepentingan jangka panjang.
“Alhamdulillah sudah melakukan Conditional Sales and Purchase Agreement, pembelian bersyarat, karena kan baru boleh Januari nanti. Kita sudah membeli satu hotel di sana, di daerah Taher,” kata Rosan bertemu Prabowo.
Hotel yang dibeli berada di kawasan yang dekat dengan pusat aktivitas ibadah, sehingga dinilai mampu memberikan kemudahan akses bagi jemaah haji dan umrah Indonesia.
Tidak hanya berhenti pada pembelian hotel, pemerintah juga mengamankan lahan seluas lima hektare yang terletak tepat di depan bangunan tersebut. Lahan ini akan dikembangkan secara terpadu sebagai kawasan Kampung Haji Indonesia, yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan akomodasi, mobilitas, dan kenyamanan jemaah selama berada di Tanah Suci.
Rencana Pembangunan Kawasan Kampung Haji
Di atas lahan seluas lima hektare itu, pemerintah merencanakan pembangunan kawasan terpadu yang mencakup belasan bangunan bertingkat. Rosan menyampaikan bahwa kawasan tersebut akan dibangun sekitar tiga belas tower hunian serta satu pusat perbelanjaan yang diperuntukkan bagi jemaah haji dan umrah Indonesia.
“Dan kita juga membeli tanah di depannya seluas total 5 hektare untuk membangun kurang lebih 13 tower dan satu mall untuk para jemaah haji dan umrah kita. Jaraknya hanya 2,5 kilometer dari Masjidilharam,” ujarnya.
Keberadaan pusat perbelanjaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan logistik dan konsumsi jemaah tanpa harus menempuh jarak jauh. Kawasan Kampung Haji ini dirancang sebagai lingkungan yang ramah bagi jemaah, terutama bagi lansia. Dengan jarak yang relatif dekat ke Masjidilharam, jemaah diharapkan dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan efisien.
Konsep ini juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan ibadah, tidak hanya dari sisi spiritual tetapi juga dari aspek fasilitas pendukung.
Kapasitas Akomodasi Terus Ditingkatkan
Hotel yang telah dibeli pemerintah memiliki kapasitas yang cukup besar. Rosan menjelaskan bahwa bangunan tersebut terdiri dari tiga tower dengan total 1.460 kamar. Kapasitas ini memungkinkan penampungan ribuan jemaah haji Indonesia dalam satu musim.
“Nah, dari 1.460 kamar yang kita sudah beli dan sudah jadi itu, terdiri dari tiga tower, dan itu bisa menyangkut, membawa kapasitas jemaah haji 4.383 jemaah haji Indonesia. Dengan kita membangun 13 tower itu, total kamarnya bisa menjadi 6.025 kamar,” ujarnya. Angka tersebut menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan kapasitas pemondokan yang selama ini digunakan.
Dengan tambahan tiga belas tower baru, pemerintah menargetkan peningkatan daya tampung yang jauh lebih besar. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pemondokan yang jaraknya relatif jauh dari Masjidilharam. Selain itu, pengelolaan terpusat di kawasan Kampung Haji diyakini akan memudahkan koordinasi layanan bagi jemaah Indonesia.
Akses Lebih Dekat dan Nyaman ke Masjidilharam
Keunggulan utama lokasi Kampung Haji Indonesia terletak pada aksesibilitasnya. Rosan mengungkapkan bahwa saat ini sedang dibangun sebuah jembatan yang akan menghubungkan kawasan tersebut langsung dengan Masjidilharam. Proyek infrastruktur ini ditargetkan selesai pada tahun mendatang.
“Dan saat sekarang sedang dibangun jembatan yang nanti akan menghubungkan dengan Masjidilharam. Dan jembatan itu 2026 akan selesai. Dan nama jembatan itu adalah jembatan, biar saya enggak salah ya Jembatan Hujun. Ya, betul. Al-Hujun, nama jembatannya Al-Hujun tunnel. Jadi ini dibangun, ini bisa melalui, bisa melalui lewat bagi maupun melalui berjalan langsung. Jadi jaraknya 2,5 km,” imbuh Rosan.
Menurut Rosan, jarak ini jauh lebih dekat dibandingkan pemondokan jemaah haji Indonesia yang ada saat ini. Berdasarkan informasi dari Kementerian Haji, jarak terdekat pemondokan jemaah Indonesia saat ini masih berkisar antara empat setengah hingga enam kilometer.
Sedangkan saya diinformasikan oleh Kementerian Haji, sekarang jemaah haji kita tuh jaraknya yang terdekat 4,5 sampai 6 km. Ini hanya 2,5 km,” tuturnya.
Rosan berharap proyek Kampung Haji Indonesia dapat membawa perubahan signifikan dalam kenyamanan dan kualitas layanan bagi jemaah. Ia menegaskan bahwa proyek ini merupakan hasil langsung dari inisiatif Presiden Prabowo Subianto.
“Dan ini atas inisiatif langsung Bapak Presiden Prabowo pada saat bertemu dengan Crown Prince Mohammed bin Salman,” tambahnya. Dengan realisasi proyek ini, pemerintah optimistis penyelenggaraan haji Indonesia akan memasuki babak baru yang lebih baik dan berkelanjutan.