6 Langkah Efektif Mencegah Pneumonia Melalui Kebiasaan Sehat dan Vaksinasi

Senin, 17 November 2025 | 13:27:44 WIB
6 Langkah Efektif Mencegah Pneumonia Melalui Kebiasaan Sehat dan Vaksinasi

JAKARTA - Di era modern ini, pneumonia tetap menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara dengan tingkat polusi udara tinggi dan layanan kesehatan yang belum merata. 

Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi ancamannya paling besar pada kelompok rentan, seperti anak-anak di bawah lima tahun, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. 

Menariknya, ribuan kematian akibat pneumonia sebenarnya dapat dicegah melalui langkah-langkah sederhana seperti penerapan gaya hidup sehat, deteksi dini, pengendalian polusi, serta vaksinasi. Dengan strategi yang tepat, pneumonia tidak harus selalu menjadi penyebab kematian yang tinggi.

Pneumonia merupakan peradangan akut pada paru-paru yang terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, atau parasit.

 “Pneumonia adalah peradangan akut yang disebabkan oleh inflasi patogen oleh bakteri dan parasit. Peradangan terjadi pada alveoli yang mengakibatkan batuk, demam, dan sesak napas,” kata Prof. Dr. dr. Bintang Y.M. Sinaga, SpP.

Ancaman Pneumonia di Indonesia dan Dunia

Pneumonia bukan penyakit ringan. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, terdapat sekitar 877.531 kasus pneumonia di Indonesia. Secara global, pneumonia menyebabkan lebih dari 2,4 juta kematian pada 2021. Angka tersebut menunjukkan bahwa pneumonia adalah masalah serius bagi kesehatan masyarakat.

Prof. Bintang menegaskan, “Ribuan kematian akibat pneumonia sebenarnya dapat dicegah setiap tahun melalui langkah sederhana seperti vaksinasi, deteksi dini, serta pengendalian polusi udara dan kebiasaan merokok.” 

Pernyataan ini menekankan bahwa sebagian besar kasus pneumonia bisa dicegah bila masyarakat dan tenaga kesehatan menerapkan strategi yang tepat.

1. Perbaikan Gizi dan Pola Hidup Sehat

Pencegahan pneumonia diawali dari gaya hidup sehat. Nutrisi yang cukup, istirahat yang memadai, olahraga rutin, dan pengelolaan stres merupakan bagian penting dari upaya menjaga daya tahan tubuh.

“Nutrisi itu dapat memperkuat imunitas penapasan dan kesehatan jadi ini sangat penting yang baik untuk pertahanan yang sehat seperti Vitamin A, Vitamin D, dan juga mikronutrien lain,” jelas Bintang.

Bagi bayi, pemberian ASI eksklusif juga berperan penting dalam meningkatkan imunitas sehingga risiko pneumonia menurun. “Dan juga yang terpenting diingat kembali adalah menyusui dapat memberikan antibodi dan nutrisi vital yang melindungi bayi dari pneumonia dan infeksi lainnya,” tambahnya.

2. Kebersihan Diri dan Lingkungan

Selain nutrisi, kebersihan menjadi faktor kunci. Cuci tangan secara rutin, menjaga jarak dengan orang sakit, dan memakai masker ketika diperlukan dapat mencegah penularan.

“Cuci tangan sebelum makan secara teratur, terutama setelah menggunakan toilet kemudian menghindari kontak dengan orang yang sakit terutama jika mereka batuk atau demam. Lalu, jika yang sakit tidak memakai masker kita yang pakai tetapi seharusnya yang sakit yang memakai masker,” ujar Bintang.

Penerapan etika batuk yang benar, ventilasi udara yang baik, serta menjaga kebersihan rumah juga membantu mencegah penyebaran kuman penyebab pneumonia.

3. Vaksinasi sebagai Upaya Perlindungan

Vaksinasi merupakan langkah efektif mencegah pneumonia, khususnya bagi kelompok rentan. Beberapa vaksin seperti pneumokokus, RSV, dan influenza direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.

“Hal lain yang penting lakukan vaksinasi pneumonia khususnya hal ini yang berkaitan dengan respirasi jadi tadi ada beberapa vaksin misalnya vaksin pneumokokal, RSV, influenza,” jelas Bintang.

Vaksinasi ini tidak hanya melindungi individu tetapi juga membantu membentuk herd immunity sehingga penyebaran infeksi dapat ditekan. Anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah sangat disarankan untuk mengikuti program vaksinasi lengkap.

4. Mengurangi Paparan Polusi dan Asap Rokok

Polusi udara dan asap rokok merupakan faktor risiko yang memperburuk kesehatan paru. Paparan asap kendaraan, industri, pembakaran sampah, maupun asap rokok dapat merusak silia rambut halus di saluran pernapasan yang berfungsi melindungi paru-paru.

“Faktor lingkungan adanya polusi udara juga memperburuk peradangan paru-paru dan menyebabkan peningkatan kerentanan belum lagi ada asap dalam ruangan dari bahan biomas ataupun asap rokok yang merusak pertahanan pernafasan,” kata Bintang.

Bahkan perokok pasif dan terpapar asap rokok ketiga pun memiliki risiko tinggi mengalami kerusakan silia dan menurunnya pertahanan paru. Oleh karena itu, pengendalian polusi dan pengurangan paparan asap rokok menjadi langkah pencegahan penting.

5. Mengontrol Penyakit Penyerta

Beberapa penyakit kronis meningkatkan risiko pneumonia, antara lain diabetes, HIV, penyakit jantung, paru kronik, ginjal, hati, stroke, dan kondisi yang melemahkan sistem imun.

“Berbicara tentang faktor risiko, lansia yang memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap pneumonia atau adanya orang-orang yang mempunyai gangguan sistem imun seperti orang dengan pasien HIV ataupun penyakit kronis,” jelas Bintang.

Pengawasan terhadap obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh juga penting agar pasien tidak lebih rentan terhadap infeksi paru-paru.

6. Akses Fasilitas Kesehatan dan Deteksi Dini

Pencegahan pneumonia tidak lengkap tanpa sarana dan prasarana yang memadai. Foto toraks, laboratorium sederhana, oksigen, obat-obatan sesuai standar medis menjadi kunci dalam deteksi dini dan penanganan cepat.

“Untuk memastikannya adalah konsultasi ke dokter untuk melihat apakah ini pneumonia atau bukan. Biasanya dokter akan mengarahkan misalnya, melakukan foto toraks dan sebagainya,” kata Bintang.

Dengan deteksi dini, pneumonia dapat ditangani lebih cepat sehingga komplikasi serius dapat dicegah.

Pneumonia adalah ancaman serius, tetapi ribuan kematian dapat dicegah dengan langkah sederhana. Nutrisi seimbang, kebiasaan hidup sehat, vaksinasi, kebersihan diri, pengendalian polusi, serta akses fasilitas kesehatan merupakan kunci utama. 

Anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah menjadi prioritas dalam penerapan strategi pencegahan ini. Dengan pendekatan yang tepat, pneumonia tidak lagi menjadi momok menakutkan, melainkan kondisi yang dapat dikendalikan dan dicegah melalui kesadaran serta tindakan nyata masyarakat.

Terkini